Lem merupakan salah satu benda yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan lem yang sudah menyebar di setiap sektor kehidupan, membuat lem menjadi barang yang wajib ada di semua tempat, terutama untuk kegiatan produksi dan kebutuhan rumah tangga. Dalam lingkungan rumah, lem biasanya digunakan untuk merekatkan perabotan yang patah.
Sedangkan untuk produksi pabrik, lem digunakan dalam skala besar. Misalnya dalam bentuk produksi box, maka lem dibutuhkan untuk merekatkan sisi karton atau kardus agar membentuk kotak dan bisa menjadi box. Selain untuk produksi barang, lem juga digunakan untuk membantu jasa yang dilakukan di usaha percetakan.
Dalam dunia usaha percetakan, lem mempunyai banyak manfaat. Seperti untuk penjilidan buku, merekatkan album, membuat box, menempelkan kertas, dan masih banyak lagi. Lem yang digunakan pun juga tidak terbatas pada satu jenis saja, karena untuk penggunaan dan fungsinya bermacam-macam.
Salah satu lem yang digunakan di usaha percetakan adalah animal glue. Mungkin istilah tersebut masih asing di telinga masyarakat awam, namun bagi mereka yang menggunakannya, animal glue adalah pilihan perekat yang baik. Lalu, apa yang dimaksud dengan animal glue?
Apa Yang Dimaksud Dengan Animal Glue?
Animal glue adalah lem yang terbuat dari jaringan kolagen hewan yang melalui proses perebusan dalam jangka waktu lama. Selain digunakan sebagai perekat untuk melapisi dan membantu proses pembentukan produk dengan cara merekatkan bagian-bagian yang terpisah, animal glue juga bisa digunakan sebagai ornamen dekorasi.
Animal glue ini memiliki nama lain seperti hide glue dan collagen glue. Karena terbuat dari kolagen, maka tak heran jika animal glue juga dinamai sebagai lem kolagen.Â
Protein dalam animal glue terbuat dari proses hidrolik pada kolagen yang ada di tendon, tulang, kulit dan jaringan kolagen lain pada hewan yang memiliki bentuk seperti gelatin. Keberadaan kolagen sebenarnya juga terdapat pada semua bagian tubuh hewan, namun belum tentu semuanya memiliki jumlah kolagen yang banyak.
Sejarah Animal Glue
Hanya ada beberapa bagian tubuh hewan yang mengandung cukup banyak kolagen sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat lem. Adapun bagian tubuh hewan yang memiliki banyak kandungan kolagen ialah kullit, tanduk, urat dan bagian perut ikan.
Sejak zaman dahulu, animal glue memang sudah digunakan, bahkan termasuk dalam daftar lem tertua yang digunakan oleh manusia. Animal glue yang dibuat pada zaman dahulu biasanya terbuat dari bagian tubuh hewan seperti tulang, kulit, otot bahkan organ dalam. Beberapa hewan yang sering menjadi penghasil animal glue adalah ikan, kuda, kambing, domba dan hewan ternak lainnya.
Pada pengaplikasiannya, hewan yang paling sering digunakan sebagai bahan baku lem adalah ikan, terutama bagian perutnya. Animal glue pada saat itu digunakan untuk melapisi dan merekatkan bagian-bagian busur dengan panahnya karena memiliki kelenturan serta daya rekat yang kuat dan baik.
Proses Pembuatan Animal Glue
Dalam pembuatan animal glue harus diperhatikan bagian tubuh hewan mana yang akan digunakan sebagai bahan baku. Pilihlah bagian atau organ hewan yang mengandung banyak kolagen, agar bisa mendapat takaran animal glue yang banyak.
Secara singkat, animal glue dibuat dengan cara mendidihkan bahan baku ke dalam air. Cairan kolagen yang keluar diproses sedemikian rupa hingga berbentuk kental seperti gelatin atau lem. Warna lem bisa bervariasi tergantung proses yang dilakukan dan berapa lama perebusan bahan bakunya, biasanya berwarna bening, putih hingga kecokelatan. Bentuk animal glue yang dijual di pasaran pun beragam, mulai berbentuk seperti pellet, hot melt dan cairan.
Animal glue digunakan secara luas sebagai perekat dalam berbagai industri, misalnya guna merekatkan barang produksi, penjilidan buku, pemasangan furnitur bahkan korek api. Dalam dunia percetakan, animal glue digunakan sebagai perekat (binding) buku dan untuk membuat box.
Kelebihan Animal Glue
Animal glue memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan terbaik bahan perekat untuk usaha percetakan. Adapun kelebihan itu, antara lain:
-
Tidak beracun dan ramah lingkungan
Animal glue terbuat dari bahan utama yakni bagian tubuh hewan yang menghasilkan kolagen dan berbentuk seperti gelatin. Sebagai gambaran, ketika kalian memanggang daging di pemanggang, kemudian melihat ada cairan yang keluar dari daging?
Cairan lemak tersebut adalah kolagen, yang secara alami keluar dari tulang atau urat dan otot hewan itu. Bagian tubuh hewan dimasukkan ke air dengan api kecil dan diberikan campuran bahan alami lainnya, nantinya dari organ tersebut akan keluar kolagen, yang jika diolah lagi bisa membentuk gelatin. Tentunya dengan bahan baku yang terjamin kealamiannya, animal glue jelas tidak beracun.
-
Pembuatan animal glue tergolong mudah
Animal glue secara tradisional diproduksi dengan merebus kulit, tulang dan itit hewan guna mengeluarkan ekstrak kolagen atau gelatin. Proses pembuatan animal glue tersebut sudah ada semenjak dahulu kala, karena prosesnya yang sederhana. Namun, saat ini, proses pembuatan animal glue telah mengalami banyak revolusi.
Tak jarang, untuk memaksimalkan produksi namun juga tetap menjaga efektivitas hasil lem, pabrik animal glue menggunakan bahan campuran lain seperti bahan gelatin daur ulang dan mencampurnya dengan bahan baku asli dari organ hewan, sehingga bisa menghasilkan lem yang ramah lingkungan dan tidak beracun.
-
Memiliki daya rekat yang baik
Berdasarkan sejarah, animal glue mempunyai daya rekat yang baik. Hal ini sudah terbukti sejak zaman dulu. Di zaman Mesir kuno, banyak artefak berumur 3000 tahun yang mana masih melekat dengan kuat. Bahkan pada saat Perang Dunia II, animal glue merupakan lem terpopuler yang digunakan untuk proses produksi.
Fakta tersebut membuat animal glue jelas sudah terbukti kualitasnya sejak dulu. Daya rekatnya yang baik bahkan membuat barang yang direkatkan dengan animal glue, bisa bertahan untuk tetap menempel dalam waktu yang lama. Cara penggunaan yang mudah serta mudah dibersihkan juga menjadi nilai plus animal glue selain daya rekatnya yang kuat.
-
Mudah dibersihkan dan tidak meninggalkan noda permanen
Pada dasarnya, animal glue memiliki open time yang lebih lama dibanding lem sintetis. Pengertian dari open time lem adalah rentang waktu perkiraan penggunan lem setelah bahan lem dikeluarkan dari tempatnya atau pembungkusnya. Hal ini membuat banyak orang mengira bahwa animal glue akan lebih berantakan, padahal dengan open time yang lama maka akan memungkinkan seseorang untuk menggunakan waktunya seefektif dan seefisien mungkin.
Jika animal glue ternyata tidak sengaja tumpah, maka dapat dengan mudah dihilangkan dengan menggunakan lap lembab atau menggosoknya dengan sikat dan diberi air hangat. Bisa juga dengan menunggu lem tersebut untuk kering setelah beberapa saat sebelum mengulitinya dengan jari.
Tidak seperti lem sintesis, animal glue tidak menghasilkan noda yang permanen, karena sifatnya yang mudah dibersihkan. Animal glue mudah untuk dibersihkan dengan mencungkil atau dengan cara mudah lainnya dan jika memang meninggalkan noda pun, maka tidak terlalu terlihat.
Kesimpulan
Jadi, bisa disimpulkan bahwa animal glue adalah pilihan bahan perekat yang sangat baik untuk usaha percetakan. Berasal dari bahan alami yang jelas ramah lingkungan dan bebas racun, tentunya akan membuat hasil jadi lem juga bersifat aman.
Tertarik untuk membeli animal glue?
Maxipro sebagai solusi terbasik untuk kebutuhan percetakan, juga menyediakan animal glue sebagai bahan lem hardcover loh! Dengan kualitas terbaik, serta packaging yang aman, tentunya animal glue dari Maxipro bisa menjadi pilihan sesuai untuk usaha percetakan kalian.
Semoga artikel dari Maxipro kali ini bisa bermanfaat bagi kalian ya, Maxivers. Pertanyaan lebih lanjut mengenai animal glue, bisa ditanyakan melalui call center Maxipro dengan nomer di bawah ini.
Yuk langsung saja kunjungi dan belanja di website kami yaaa !!!